Menabung vs berinvestasi, mana yang lebih penting?


Jakarta, CNBC Indonesia – Mengelola keuangan sangat penting untuk mencapai kemandirian finansial. Dalam mengatur pendapatan dan pengeluaran, ada 2 cara untuk mencapai tujuan keuangan yang lebih baik, yaitu menabung dan berinvestasi.

Namun pertanyaannya adalah, mana yang lebih baik?

Pakar perencanaan keuangan, Bareyn Mochaddin mengungkapkan, kedua aktivitas tersebut merupakan dua hal yang dianjurkan bagi seseorang yang ingin memiliki keadaan keuangan yang baik karena keduanya bermanfaat.

Lanjutnya, menabung dianjurkan bagi masyarakat yang ingin mengumpulkan uang untuk dana darurat, atau ingin mencapai tujuan keuangan jangka pendek (sampai 1 tahun). Sedangkan investasi direkomendasikan bagi orang-orang yang ingin mengembangkan uangnya dan memiliki tujuan keuangan jangka panjang.

Namun dibandingkan menabung, menurut Bareyn, investasi berpotensi memberikan imbal hasil yang lebih tinggi.

Selain itu, uang yang diinvestasikan tidak akan tergerus oleh inflasi dan biaya administrasi yang biasanya dibebankan pada tabungan, ujarnya saat dihubungi CNBC Indonesia, dikutip (19/1).

Namun, seseorang tidak bisa langsung berinvestasi tanpa persiapan yang matang. Menurutnya, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan jika pemula ingin memulai berinvestasi, seperti tujuan, faktor hukum-logis, risiko, dan potensi imbal hasil/keuntungan.

Adapun tujuan, seseorang harus mengetahui terlebih dahulu apa yang dia investasikan, berapa lama dia ingin mencapai tujuan keuangannya. Jika jangka waktunya berbeda, maka produk investasi yang bisa digunakan juga berbeda.

Jika berbicara tentang faktor legal-logis, seseorang harus menyelidiki apakah produk investasi yang dipilih legal dan kemudian memastikan bahwa return yang ditawarkan masuk akal. Jika kedua hal tersebut tidak terpenuhi, Bareyn menyarankan untuk menjauhi produk keuangan yang ditawarkan atau dipilih.

READ  Inovasi Produk Terbaru Di Jakarta Cemerlang

Selain itu, investor juga harus memperhatikan faktor risiko. Pasalnya, setiap produk investasi mengandung risiko. Untuk itu seseorang yang ingin berinvestasi harus mengetahui seberapa besar risiko yang ada pada produk investasi tersebut dan seberapa besar risiko yang dapat ditanggungnya.

Selain itu, faktor pendapatan atau keuntungan juga harus diperhatikan. Bareyn mengatakan, dalam memilih produk investasi, seseorang tidak bisa langsung terjun tanpa mengetahui cara kerja produk investasi tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap kinerja produk investasi tersebut jika ingin mendapatkan imbal hasil yang maksimal.

Bayern mengatakan salah satu alat yang direkomendasikan untuk pemula adalah saham. Saham, kata dia, bisa menjadi pilihan bagi para pemula, asalkan pemula tersebut sudah memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam memilih saham-saham yang bagus.

“(Sudah) tahu risikonya, tahu investasinya akan difokuskan, dan uang yang digunakan benar-benar uang untuk investasi dan tidak berasal dari utang,” jelasnya.

Dengan investasi yang baik, lanjutnya, kemandirian finansial bisa tercapai. Namun, ia mengatakan jika seseorang ingin mencapai kemandirian finansial, ia juga harus melakukan pengelolaan keuangan yang kompleks.

Artinya, selain berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan maksimal, seseorang juga harus mengelola arus kasnya dengan baik. Selain itu, perlu menjauhi utang konsumen, memiliki dana darurat, dan melindungi diri dari berbagai risiko dengan asuransi.

Perlu diingat bahwa risiko di sini bukan hanya risiko produk keuangan saja, namun juga risiko-risiko lain seperti risiko sakit bahkan kematian.

“Bayangkan jika seseorang tidak mempersiapkan asuransi atas risiko sakit, lalu ketika sakit, mereka menarik investasinya untuk membayar biaya pengobatan. Artinya, semakin jauh dari kemandirian atau bahkan kemandirian finansial.” , ”pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]

(fsd/fsd)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *