FinTechnesia.com | Klien swasta DBS Treasures menyajikan talk show bertajuk “Pembicaraan Cerdas: Pergeseran Arus” di Jakarta. \DBS Kepala Pejabat Investasi (CIO) Hou Wey Fook dan Spesialis acara Research DBS Group Maynard Arif menyampaikan prakiraan perkembangan ekonomi pada kuartal pertama tahun 2024.
Selain menjelaskan peluang pertumbuhan industri teknologi, kebutuhan sekunder dan barang mewah (kemewahan) untuk memperkuat portofolio. Di hari yang sama wawasan Hal serupa juga dibagikan kepada pelanggan beserta narasumber ahli di acara-acara bergengsi. Acara ini merupakan bagian dari solusi kurasi lintas generasi untuk memenuhi kebutuhan nasabah dan selalu menjadi yang terdepan dalam optimalisasi kekayaan.
Federal Reserve (Fed) AS sebelumnya mulai melakukan pengetatan kebijakan dengan total kenaikan sebesar 525 bps selama 16 bulan. Ini adalah siklus kenaikan suku bunga tercepat dan paling agresif dalam sejarah. Hal ini telah menciptakan kondisi yang menantang bagi saham dan obligasi selama setahun terakhir.
Di tengah dinamika pasar, strategi barbel yang berfokus pada obligasi pendapatan di satu sisi dan saham pertumbuhan sekuler di sisi lain mungkin bisa menjadi solusinya. Strategi DBS CIO Barbell juga menghasilkan keuntungan sebesar 15% dibandingkan dengan indeks acuan sebesar 14% (per 29 Desember 2023).
Selain itu, DBS Group Research mengantisipasi bahwa kondisi pada kuartal pertama tahun 2024 akan lebih menguntungkan bagi aset berisiko. Hal ini dibarengi dengan perkiraan suku bunga acuan AS akan mencapai puncaknya seiring dengan melambatnya laju inflasi dan penundaan pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral AS (Fed).
Baca juga: DBS Treasures Private Client dan Bahana TCW Investment mewakili produk KPD, mendukung nasabah perbankan swasta dalam manajemen investasi
Oleh karena itu, untuk ekuitas DBS, CIO menyarankan investor untuk fokus pada pertumbuhan berkualitas di sektor teknologi dan kebutuhan sekunder. Sedangkan untuk pinjaman dan obligasi, posisi terbaik (titik manis) memiliki peringkat kredit A/BBB dengan jangka waktu 3-5 tahun. Namun, investor harus mewaspadai risiko kredit, yang dapat terakumulasi bahkan setelah suku bunga naik.
Dalam kegiatan tersebut para ahli juga menjelaskan tentang pertumbuhan industri barang mewah (kemewahan), yang mencatat Tingkat Pertumbuhan Tahunan Majemuk (CAGR) sebesar 6% antara tahun 1996 dan 2019. Pertumbuhan ini didorong oleh globalisasi dan daya beli Generasi Z. CIO DBS melihat industri ini memiliki daya tarik yang kuat dan potensi investasi yang signifikan.
Kepala Departemen Penjualan dan Distribusi Perbankan Konsumer Bank DBS Indonesia, Pisa Valencia, mengatakan mulai tahun 2024 pihaknya memahami kebutuhan nasabah penasehat yang proaktif dan aspiratif, terutama dalam mengarungi dinamika dunia keuangan bersama generasi mendatang.
Dengan demikian, DBS Treasures Private Client memungkinkan nasabah berdiskusi langsung dengan para ahli sekaligus melalui acara Smart Talk jaringan antar pelanggan dan antar generasi.
“Kami juga memperkenalkan wawasan informasi terkini mengenai peluang investasi yang terkurasi baik secara lokal maupun global, serta solusi konservasi yang mencakup semua tahapan kehidupan,” kata Pisa.
Selain itu, DBS Treasures Private Client memperluas jaringan pelanggannya ke Singapura sebagai salah satu pusat keuangan Asia dengan nilai tukar Dolar Singapura yang kompetitif, berbagai pilihan investasi terkait SGD, penawaran eksklusif di DBS Marketplace Singapura. (Juni)
Quoted From Many Source